Kebutuhan akan rumput laut yang terus meningkat menjadikannya harus dikelola melalui budidaya. Nah, apakah kamu pernah membayangkan bagaimana cara budidaya rumput laut yang notabene banyak digunakan untuk berbagai keperluan itu?
Tidak boleh asal, ada cara budidaya rumput laut yang sangat direkomendasikan, lho, yaitu budidaya secara berkelanjutan (sustainable). Budidaya rumput laut secara berkelanjutan ini merupakan bagian dari budidaya perairan berkelanjutan (sustainable aquaculture). Sustainable aquaculture adalah budidaya perairan secara bertanggung jawab, yaitu dengan memperhatikan lingkungan dan mendukung upaya konservasi sumber daya alam. Sebelum membahas cara budidaya rumput laut secara berkelanjutan tersebut, yuk, bahas dulu manfaatnya!
Manfaat Budidaya Rumput Laut
Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, rumput laut banyak dikonsumsi sebagai makanan. Selain itu, permintaan akan rumput laut yang tinggi rupanya juga untuk memenuhi kebutuhan lain. Senyawa pada rumput laut dapat menjadi bahan alternatif dalam pembuatan bahan bakar, dan bahan kimia untuk obat-obatan dan kosmetik.
Rumput laut membantu menjaga lingkungan pesisir dan perairan dari dampak perubahan iklim seperti pengasaman laut dan deoksigenasi. Pun bersama jenis alga, rumput laut melindungi terumbu karang dan menjadi habitat bagi berbagai organisme perairan.
Mengapa Membudidayakan Rumput Laut secara Sustainable?
Dalam jurnal Natural Resources Conservation and Advances for Sustainability, pertanian rumput laut disebut merupakan jenis budidaya perairan dengan tingkat kerusakan lingkungan paling minim. Dengan demikian, cara budidaya rumput laut secara sustainable menjadi upaya yang sangat baik untuk melestarikan lingkungan.
Pada dasarnya, upaya apa pun yang tidak dilakukan secara sustainable, akan meninggalkan dampak negatif bagi lingkungan. Sesuai publikasi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, industri akuakultur (termasuk di dalamnya budidaya rumput laut) juga dapat menyumbang kerusakan lingkungan tanpa adanya upaya mempertimbangkan sustainability. Lagi-lagi kaitannya yaitu dengan pencemaran, emisi gas rumah kaca, hingga perubahan iklim akibat pemanasan global.
Lalu, bagaimana cara budidaya rumput laut yang sustainable?
Cara Budidaya Rumput Laut secara Sustainable
Pertanian rumput laut secara garis besar terdiri dari 5 langkah utama. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- pemilihan lokasi;
- pemilihan spesies dan persiapan;
- pemilihan metode budidaya;
- pemeliharaan; dan
- panen dan pengeringan.
Tapi, itu tadi belum mencakup cara budidaya rumput laut yang sustainable. Kementerian Kelautan dan Perikanan memaparkan indikator budidaya perikanan yang berkelanjutan, yaitu sebagai berikut.
- Konversi lahan. Kawasan budidaya tidak boleh mengorbankan kawasan konservasi, kawasan penyangga, atau kawasan lain yang penting bagi ekosistem.
- Daya dukung dan daya tampung lingkungan. Artinya, budidaya rumput laut tidak boleh mengganggu daya dukung lingkungan dalam menopang kehidupan makhluk perairan. Pun tidak boleh mengganggu kemampuan lingkungan perairan dalam menerima unsur-unsur baru dan menstabilkannya kembali.
- Proses domestikasi. Jika akan melakukan domestikasi, ciptakan spesies unggul tanpa mengganggu keberagaman yang sudah ada dengan tidak melepasnya begitu saja untuk tumbuh di luar lahan.
- Pakan. Pakan atau nutrisi untuk hewan dan tumbuhan budidaya didapat tanpa mengganggu ekosistem.
- Potensi polutan. Budidaya perairan, termasuk pertanian rumput laut, berpotensi menghasilkan polutan. Maka dari itu, harus ada pengelolaan dan pengendalian limbah.
- Emisi. Pertanian rumput laut tidak boleh mengandalkan nutrisi buatan pabrik dan energi fosil untuk melakukan budidaya.
- Keanekaragaman hayati. Budidaya wajib memperhatikan keanekaragaman hayati, memprioritaskan endemik lokal, dan menjaga hasil rekayasa (jika ada) tidak lepas ke alam bebas.
- Penilaian lingkungan. Budidaya rumput laut harus memperhatikan hal-hal seperti cara budidaya yang baik, sistem jaminan mutu, dan standar lainnya.
Tidak hanya pertanian rumput laut yang harus sustainable, tetapi juga seluruh aktivitas manusia. Apa pun itu, jangan kesampingkan kondisi lingkungan, ya, Eatizen!Â