Penangkapan ikan kerap dilakukan berlebihan sehingga merusak ekosistem laut. Konsep sustainable fishing hadir untuk menjaga agar ekosistem laut tetap baik tanpa mengurangi sisi ekonominya. Bahkan dengan menerapkan sustainable fishing manfaat ekonomi bagi para penangkap ikan diharapkan bisa bertambah. Selain itu sustainable fishing juga memiliki dampak sosial yang lebih besar.
Berdasarkan laporan terbaru dari Food and Agriculture Organization (FAO), hampir 90 persen dari cadangan ikan di dunia telah ditangkap secara berlebihan. Bila hal tersebut dibiarkan, penduduk dunia akan kekurangan bahan makanan yang berasal dari laut. Bayangkan bila suatu saat, ikan laut sangat sulit kamu dapat. Jangan sampai ini terjadi #Eatizen.
Dengan menerapkan sustainable fishing akibat jangka panjang tersebut dapat dicegah. Bukan itu saja, dengan penerapan sustainable fishing, ekosistem dan habitat laut yang rusak akibat penangkapan ikan yang salah dan berlebihan bisa kembali pulih sedikit demi sedikit. Laut yang sehat tentu akan menghasilkan ikan-ikan yang berlimpah.
Beberapa metode penangkapan ikan yang dapat merusak dan membahayakan ekosistem laut seperti menggunakan cantrang, bom, pukat harimau, dan lain-lain, harus segera dihentikan agar laut kembali sehat. Lalu ganti dengan sustainable fishing yang lebih ramah lingkungan. Inilah empat contoh metode sustainable fishing yang bisa dilakukan:
1. Hook -and line- fishing
Ini merupakan metode penangkapan ikan dengan menggunakan alat yang terdiri dari tali dan mata pancing. Pada mata pancing dipasang umpan, bisa umpan asli berupa ikan, udang, atau organisme lain. Dapat pula berupa umpan buatan yang terbuat dari kayu, plastik, dan sebagainya yang menyerupai ikan, udang, dan lainnya.
Kelebihan metode ini, struktur dan pengoperasiannya mudah. Ikan-ikan yang tertangkap seekor demi seekor sehingga kesegarannya terjamin. Namun memang hasil tangkapan juga tidak sebanyak menggunakan jaring. Tidak mungkin mendapatkan banyak ikan dalam waktu singkat.
2. Spear fishing atau harpooning
Inilah metode kuno dalam menangkap ikan, namun sangat ramah lingkungan karena tidak meninggalkan bekas-bekas alat pancing yang bisa merusak terumbu karang. Penangkapan ikan dilakukan dengan cara menombak menggunakan speargun dan stik atau batang besi. Orang yang menangkap ikan dengan cara ini biasanya disebut spearo.
Seorang spearo biasanya menggunakan peralatan menyelam atau free diving, seperti masker, snorkel, dan fins. Karena harus menyelam, maka diperlukan keahlian atau keterampilan khusus untuk melakukannya. Selain itu spearo harus memiliki stamina yang kuat karena kerap harus sabar dalam menunggu ikan.
3. Trolling
Trolling merupakan metode memancing menggunakan umpan buatan, lalu ujung tali pancingnya dikaitkan pada kapal motor atau perahu. Kemudian penangkapan ikan dilakukan dengan menarik atau menonda pancing tersebut secara horizontal menggunakan perahu atau kapal motor. Umpan yang bergerak karena pengaruh tarikan akan merangsang ikan untuk menyambar umpan.
Cara ini termasuk tradisional. Di Indonesia disebut dengan pancing tonda. Penangkapan ikan dengan alat ini biasanya dilakukan siang hari sesuai dengan kebiasaan makan ikan. Metode penangkapan ikan ini cocok untuk menangkap ikan pelagis besar, seperti tuna, cakalang, dan tongkol. Ikan-ikan ini hidup di dekat permukaan dan sering bergerombol.
4. Purse seining
Metode penangkapan ikan ini menggunakan jaring lingkar. Caranya dengan melingkari gerombolan ikan, bisa dari samping atau dari bawah, lalu tali ditarik sehingga jaring tertutup. Dengan begitu gerombolan ikan tersebut tidak dapat lolos. Dengan teknik ini hasil tangkapan lebih banyak dan waktu melaut lebih singkat. Karena menyasar kelompok ikan, maka kemungkinan ikan lain yang tertangkap juga lebih kecil.
Itulah beberapa motede sustainable fisheries yang perlu #Eatizen tahu. Kamu juga bisa tahu lebih jauh mengenai sustainable fishing di sini.
#FoodSustainability #FoodSustainesia #sustainablefisheries #SustainableFishing #contohsustainablefishing #lautsehat #seafood #seafoodramahlingkungan #selamatkanlaut