Home » Jadi Konsumen Cerdas dengan Makan Whole Foods yang Ramah Lingkungan

Jadi Konsumen Cerdas dengan Makan Whole Foods yang Ramah Lingkungan

Pola makan whole foods atau makanan utuh mulai banyak pengikutnya, karena pola makan ini oleh ahli kesehatan disebut lebih sehat. Tetapi bukan itu saja, ternyata pola makan whole foods juga sangat ramah lingkungan. Itulah sebabnya para ahli lingkungan maupun aktivits lingkungan gencar mendengungkan pola makan whole foods.

Kehidupan modern yang serba cepat membuat kita harus mengikuti ritmenya agar tidak tertinggal atau malah tergilas, termasuk dalam hal makanan. Inilah sebabnya makanan cepat saji, makanan praktis, dan makanan instan ada di mana-mana. Mengepung kita dari segala arah.

Makanan-makanan yang disebut ultra-processed food ini memang hadir untuk memudahkan hidup manusia. Sayangnya gempuran ultra-processed food ini justru berbalik seperti bumerang, mendatangkan masalah bagi manusia itu sendiri. Masalah datang dalam bentuk gangguan kesehatan juga pencemaran lingkungan.

Maka lahirlah gerakan whole foods diet sebagai penangkal dari ultra-processed food. Pola makan whole foods dianggap merupakan cara tepat untuk mengurangi masalah-masalah yang diakibatkan oleh ultra-processed food.

Menyelamatkan Hutan

Apa hubungan whole foods diet dengan hutan? Mungkin #Eatizen bertanya-tanya. Padahal hubungannya sangat erat. Whole foods diet adalah pola makan yang hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari bahan pangan alami yang tidak mengalami pembuangan atau pengurangan dari bagian yang dapat dimakan.

Oleh karena itu whole foods seiring dengan plant based diet, atau pola makan yang memilih produk nabati. Dengan kata lain, mengurangi produk makanan hewani yang biasanya telah melalui berbagai proses, seperti sosis, kornet, dan lain-lain.

Industri peternakan membuat lahan hutan berkurang karena peternakan membutuhkan lahan untuk tempat hewan sekaligus dan untuk memproduksi pakan hewan ternak. Hutan-hutan dibuka untuk menanam jagung atau kedelai. Ironisnya, sebagian besar hasil produksi jagung dan kedelai itu bukan untuk makanan manusia, tapi ternak.

Hanya 20 persen produksi jagung di Amerika yang digunakan untuk konsumsi manusia. Begitu pula dengan produksi kedelai di Argentina, negara penghasil kedelai terbesar di dunia, hanya enam persen kedelai yang langsung dimakan oleh manusia. Sisanya, justru digunakan sebagai pakan ternak, di mana dagingnya untuk mencukupi kebutuhan manusia.

Bayangkan bila semakin banyak orang yang menerapkan pola makan whole foods. Tentu kebutuhan akan daging bisa dikurangi, dengan begitu banyak hutan yang bisa diselamatkan.

Water Footprint dan Carbon Footprint

Ketika kamu mengonsumsi makanan nabati, seperti sayur dan buah, berarti kamu turut menghemat sumber air tanah. Karena water footprint dari sayuran hanya 322 liter per kilogram. Sedangkan daging sapi memiliki water footprint hingga 15.415 liter per kilogram dan daging ayam 4325 liter per kilogram.

Water footprint atau jejak air menunjukkan tingkat penggunaan air yang berkaitan dengan konsumsi manusia. Air bersih yang merupakan sumber utama kehidupan terkuras 1/3 nya untuk industri yang berhubungan dengan produk-produk hewani. Bila tidak diatasi, suatu saat manusia akan kesulitan mendapatkan air bersih.

Salah satu yang juga perlu dicermati adalah carbon footprint dari ultra-processed food. Dalam industri makanan, sektor peternakan merupakan penyumbang carbon footprint terbesar, yaitu 31%. Dan menurut Our World in Data, sapi potong memiliki kontribusi terbesar, yaitu satu kilogram daging sapi menghasilkan 60 kilogram emisi carbondioksida. Itu baru dari daging mentah, bayangkan bila daging tersebut melalui rangkaian proses agar menjadi kornet, sosis, atau bentuk lain.

Itulah kaitan antara pola makan whole foods dengan kelestarian lingkungan. Tidak bisa dipungkiri, pola makan whole foods adalah pola makan ramah lingkungan, dan tentu saja ramah untuk kesehatan kamu.

Oleh
SHARE ARTIKEL INI
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Stay up to date with Eathink

Artikel Terkait

Makanan Fermentasi: Makanan Alternatif Sehat yang Bantu Kurangi Jejak Karbon
Jadi Konsumen Cerdas dengan Makan Whole Foods yang Ramah Lingkungan
Cek Kapan Saat Tepat Mengonsumsi Buah Berdasarkan Musim
Alasan Mengapa Kamu Sebaiknya Pilih Seasonal Food
Scroll to Top

Buka katalog kami dengan

Scan kode QR dengan kamera smartphone-mu.